APLIKASI FILTRASI ANAEROBIK ALIRAN UPFLOW
DALAM MENURUNKAN KADAR BOD DAN COD LIMBAH CAIR TAPIOKA
Hery Setyobudiarso
(Staf
Pengajar Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITN Malang)
ABSTRAK
Kondisi industri
tapioka yang ada saat ini sering menimbulkan masalah lingkungan yang
diakibatkan oleh kegiatan industri tersebut, sehingga sudah selayaknya
diperhatikan dan dikendalikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui berapa besar
beban hidrolik dan waktu detensi optimal dalam menurunkan kandungan BOD dan COD pada air limbah tapioka. Penelitian ini
dilakukanuntuk mengolah limbah cair tapioka sebelum dibuang ke perairan.
Metode yang digunakan adalah filtrasi anaerobik aliran upflow.
(Penyaringan tanpa membutuhkan udara dengan aliran dari bawah ke atas). Pengoperasian reaktor dilakukan secara batch
dengan variasi beban hidrolik 1 m3/m2.hari, 2 m3/m2.hari
dan 3 m3/m2.hari serta waktu detensi 4 jam, 8 jam dan 12
jam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan BOD
tertinggi sebesar 77,80 % dan COD tertinggi sebesar 83,15 % pada variasi beban hidrolik 1 m3/m2.hari dengan waktu detensi 12 jam.
Kata Kunci : Limbah Cair Tapioka, Aliran Upflow,
Filtrasi Anaerobik, BOD, COD.
PENDAHULUAN
Industri tapioka merupakan salah satu jenis industri hasil pertanian yang
cukup banyak tersebar di Indonesia. Kondisi industri tapioka yang ada saat ini
sering menimbulkan masalah lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan industri
tersebut, sehingga sudah selayaknya diperhatikan dan dikendalikan. Apalagi
sebagian besar industri tapioka berlokasi dekat pemukiman yang padat penduduk
dan ditepi sungai sehingga sering terdengar keluhan dan kritikan dari
masyarakat sekitar areal pabrik yang apabila tidak ditanggapi secara serius
dapat menimbulkan kerusakan yang tidak diinginkan.
Mengingat dampak negatif yang diakibatkan limbah cair tapioka tersebut maka
perlu dilakukan pengolahan limbah cair tapioka sebelum dibuang ke perairan
bebas, khusus pada penelitian ini digunakan metode filtrasi anaerobik. Jenis
pengolahan ini cocok diterapkan apabila limbah yang akan diolah mempunyai
konsentrasi zat organik yang tinggi, aliran upflow yaitu aliran yang
dapat meminimalkan terjadinya clogging atau penyumbatan pada aliran air limbah
daripada sistem aliran kebawah (down flow). Dalam sistem upflow
ini, konsentrasi air limbah dapat diturunkan dengan baik. Media yang digunakan
dalam penelitian ini ada dua jenis yakni
batu dan kerikil. Batu dan kerikil ini dipilih sebagai media filter
karena kedua jenis media ini mudah didapatkan dipasaran dan relatif murah.
Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi proses filtrasi,
diantaranya adalah :
1.
Debit Filtrasi
Dengan adanya aliran yang terlalu cepat melewati ruang pori diantara
butiran media akan menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butir
media penyaring dengan air yang akan disaring sehingga proses filtrasi tidak
dapat terjadi secara sempurna.
2.
Kedalaman, ukuran, dan material media.
Partikel tersuspensi yang terjadi
melalui influent akan tertahan pada permukaan media filter karena adanya
mekanisme filtrasi (straining). Oleh karena itu efisiensi filter merupakan
fungsi karakteristik fisik dari filter bed, yang meliputi porositas dan
rasiodari kedalaman media terhadap ukuran media.
3.
Kualitas (kekeruhan) air baku
Kualitas (kekeruhan) air baku
sangat mempengaruhi efisiensi filtrasi. Jika kekeruhan air baku terlalu tinggi
maka diperlukan pengolahan awal terlebih dahulu.
4.
Tinggi muka air dan kehilangan tekanan
Tinggi muka air diatas media
berpengaruh terhadap besarnya debit filtrasi yang mengalir. Muka air yang
tinggi akan meningkatkan laju filtrasi (jika filter masih dalam keadaan
bersih). Muka air diatas media akan naik jika rterjadi clogging (terjadi
saat filter dalam keadaan kotor).
5.
Temperatur air
Perub`han temperatur air yang
difiltrasi akan menyebabkan perubahan densitas, viskositas absolut dan
viskositas kinematis pada air. Perubahan temperatur secara tidak langsung akan
menyebabkan perbedaan kehilangan tekanan selama prose filtrasi.
Faktor – faktor
lingkungan yang mempengaruhi proses anaerobik
antara lain :
1. pH
Pengaruh dari perubahan pH terhadap sistem sangat besar. Jika pH dibawah
6,0 maka pembentukan metana terhenti dan lebih banyak asam berakumulasi,
akibatnya akan menghentikan proses anaerobik.
2. Kapasitas digester
Kapasitas digester secara umum didasarkan pada periode
waktu tinggal rata- rata sel atau waktu
penyimpanan padatan. Hal – hal yang mempengaruhi periode digestion yaitu debit
rata-rata influent, dan volume tangki (reaktor).
3.
Suhu
Suhu optimum untuk pembentukan metana sekitar 300C hingga 400C
pada suhu diatas 400C maka produksi metana akan menurun.
4. Nutrisi
Pada proses anaerobik media yang mempunyai kandungan nutrisi tertentu yang
optimum akan sangat mempengaruhi proses. Perbandingan unsur nitrogen, karbon,
dan fosfor layak untuk diperhitungkan yaitu besarnya dalam perbandingan karbon,
nitrogen, dan fosfor, 150 : 55 : 1 bagian.
Karakteristik Limbah Cair
Pada Berbagai Industri Tapioka (rata – rata )
Karakteistik
|
Satuan
|
Industri
|
||
Kecil
|
Menengah
|
Besar
|
||
Bahan baku
Debit
BOD
COD
MPT
pH
Sianida (CN)
|
Ton/hari
m3/hari
ppm
ppm
ppm
ppm
|
5,00
22,00
5055,82
16202,30
3415,45
5,50
0,1265
|
20,00
80,00
5439,45
25123,33
3442,00
4,50
0,117
|
200-600
1200,00
3075,84
5158,78
1342,00
5,00
0,200
|
Sumber : BPPI Semarang
Laporan Teknologi Pengolahan Air Buangan
Industri Tapioka
Karakteristik Biologis Air limbah
1. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Jumlah oksigen terlarut dalam air yang dibutuhkan oleh jasad renik dalam
pengurangan bahan organik dibawah kondisi aerob
2. COD (Chemical Oxygen Demand)
Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan
organik secara kimiawi.
3. DO (Dissolved Oxygen)
Merupakan parameter yang penting untuk mengukur tingkat pencemaran air
4. TOC (Total Oganic Compound)
Merupakan pengujian yang dilakukan untuk menentukan jumlah organik
5. TSS (Total Suspended Solid)
Adalah jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada dalam air limbah
setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45 mikron.
6. NH3 (Amonia)
Merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4 pada pH rendah dan
disebut amonium. Amonia dalam air permukaan berasal dari air seni maupun air
tinja, juga berasal dari oksidasi zat organis secara mikrobiologis yang berasal
dari air buangan maupun air alam.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Menentukan besaran beban hidrolik dan waktu tinggal dengan metode filtrasi
anaerobik dalam menurunkan kadar BOD dan COD limbah cair tapioka
METODE PENELITIAN
Tahap pembenihan (seeding)
Pembenihan dilakukan untuk memperoleh sejumlah mikroorganisme yang akan
berperan dalam penguraian bahan organik dalam reaktor anaerobik. Pembenihan
dilakukan langsung pada reaktor filtrasi anaerobik aliran upflow dengan
tahapan: Sebelum melakukan seeding, terlebih dahulu media (batu dan kerikil)
dimasukkan dalam reaktor. Selanjutnya proses seeding dilakukan dengan cara
memasukkan sampel limbah yang akan diolah ke dalam reaktor kemudian dilakukan
pengoperasian reaktor disesuaikan dengan variabel penelitian (beban hidrolik =
1m3/m2.hari (27,8 ml/mnt) dengan waktu detensi 4 jam, 8
jam dan 12, jam pada reaktor 1. 2 m3/m2.hari (55,5 ml/mnt) dengan waktu detensi
4 jam, 8 jam dan 12 jam pada reaktor II, 3 m3/m2.hari
(88,8 ml/mnt) dengan waktu detensi 4 jam, 8 jam dan 12 jam pada reaktor III.)
Aklimatisasi
Aklimatisasi
dilakukan bersama – sama dengan proses seeding setelah itu dilakukan pengukuran parameter dari effluen secara berkala. Kegiatan ini
dilakukan melalui pengukuran permanganat value (PV) selama aklimatisasi sampai
kondisi steady ready dicapai.
Analisa Kandungan Permanganat (bahan organik limbah)
Selama proses
aklimatisasi metode ini yang dipakai untuk mengukur besarnya konsentrasi zat
otganik dalam limbah.
Biological Oxygen Demand (BOD)
Sampel yang
digunakan untuk menganalisis BOD terlarut terlebih dahulu disaring
agar sampel terbebas dari padatan tersuspensi maupun koloid. Metode analisis
yang digunakan adalah APHA. Ed. 20. 5210 B, 1998
Chemical Oxygen Demand (COD)
Pengukuran COD
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode closed reflux
titrimrtric (metode dikromat) dari Standard Method 5520 C. Dengan menggunakan
metode ini zat organik akan dioksidasi oleh K2Cr0O7
(kalium dikromat) dalam suasana asam
pada suhu 150 oC selama 2 jam. Metode analisa yang digunakan adalah
QI/LKA/19 (Spektrofotometri)
Kerangka Penelitian
|
|||
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Awal Limbah Cair Tapioka
Dalam penelitian ini dilakukan analisa pendahuluan untuk memperoleh data
karakteristik air limbah yang akan digunakan sebagai sampel penelitian.
Berdasarkan analisa Laboratorium Kualitas Air Jasa Tirta I yang dilakukan,
diperoleh data karakteristik limbah cair tapioka sebagai berikut :
Tabel 1. Karakteristik Awal
Limbah Cair Tapioka Kepanjen Talang Agung
Parameter
|
Karakteristik Awal
|
Baku Mutu Limbah Cair Tapioka Berdasarkan Surat Keputusan
( SK ) Gubernur
Jawa Timur No.45 Tahun 2002
|
BOD
COD
pH
Temperatur
|
492.0 mg/l
3032.5 mg/l
6
25 º C
|
150
300
6 – 9
|
Sumber :Hasil
Analisis Kualitas Air Limbah
Analisis
Deskriptif
Analisis
deskriptif dilakukan untuk menganalisis data dengan cara mendeskiptifkan data
yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum. Dalam penelitian ini analisa deskriptif menggunakan rata-rata data atau
mean sebagai ukuran pemusatan data.
Analisis Deskriptif BOD
&nbrp; Data hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa filtrasi anaerobik
dengan menggunakan media batu dan kerikil mempunyai kemampuan menurunkan
konsentrasi BOD. Hasil perhitungan % penyisihan
BOD dapat dilihat pada tabel 2.2 dan gambar 1.1
Tabel 2.1. Konsentrasi Akhir BOD
No
|
Konsentrasi Awal
(mg/l)
|
Beban Hidrolik (m3/m2.hari)
|
Waktu
(jam)
|
Konsentrasi Akhir BOD (mg/l)
|
|||
1
|
2
|
3
|
Rata-rata
|
||||
1
|
492.0
|
1
|
4
|
181,93
|
181,63
|
182,26
|
181,94
|
2
|
492.0
|
1
|
8
|
145,36
|
146,25
|
146,45
|
146,02
|
3
|
492.0
|
1
|
12
|
108,12
|
109,65
|
109,92
|
109,23
|
4
|
492.0
|
2
|
4
|
193,60
|
193,43
|
194,34
|
193,79
|
5
|
492.0
|
2
|
8
|
160,94
|
160,33
|
161,09
|
160,78
|
6
|
492.0
|
2
<.td>
|
12
|
120,37
|
120,69
|
121,22
|
120,75
|
7
|
492.0
|
3
|
4
|
220,10
|
221,34
|
221,24
|
220,89
|
8
|
492.0
|
3
|
8
|
174,03
|
174,38
|
175,66
|
174,69
|
9
|
492.0
|
3
|
12
|
140,39
|
140,25
|
141,11
|
140,58
|
Sumber : Hasil Penelitian
Tabel 2.2. Persentase Penyisihan Akhir BOD
No
|
Konsentrasi Awal
(mg/l)
|
Beban Hidrolik (m3/m2.hari)
|
Waktu (jam)
|
Rata-rata
konsentrasi BOD
|
Rata-rata Persentase penyisihan BOD (%)
|
1.
|
492.0
|
1
|
4
|
181,94
|
63,02
|
2.
|
492.0
|
1
|
8
|
146,02
|
70,32
|
3.
|
492.0
|
1
|
12
|
109,23
|
77,80
|
4.
|
492.0
|
2
|
4
|
193,79
|
60,61
|
5.
|
492.0
|
2
|
8
|
160,78
|
67,32
|
6.
|
492.0
|
2
|
12
|
120,75
|
75,45
|
7.
|
492.0
|
3
|
4
|
220,89
|
55,10
|
8.
|
492.0
|
3
|
8
|
174,69
|
64,99
|
9.
|
492.0
|
3
|
12
|
140,58
|
71,43
|
Sumber : Hasil
Penelitian
Pada gambar 1.1 dapat dilihat bahwa persen penyisihan BOD terendah terjadi pada beban
hidrolik 3 dengan waktu detensi (td) 4 jam sebesar 55,10 % dan tertinggi pada
beban hidrolik 1 dengan waktu detensi (td) 12 jam sebesar 77,80 %.
Gambar 1.1. Grafik Hubungan Waktu Detensi Terhadap Persen Penyisihan BOD
Analisis Deskriptif COD
Data hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa,
filtrasi anaerobik dengan menggunakan media batu dan kerikil mempunyai
kemampuan menurunkan konsentrasi BOD. Hasil perhitungan % penyisihan COD dapat dilihat pada tabel 3.2 dan gambar 2.1
Tabel 3.1. Konsentrasi Akhir COD
No
|
Konsentrasi Awal
(mg/l)
|
Beban Hidrolik (m3/m2.hari)
|
Waktu
(jam)
|
Konsentrasi Akhir COD
(mg/l)
|
|||
1
|
2
|
3
|
Rata-rata
|
||||
1
|
3032.5
|
1
|
4
|
890,48
|
890,35
|
891,26
|
890,69
|
2
|
3032.5
|
1
|
8
|
720,23
|
721,36
|
721,66
|
721,08
|
3
|
3032.5
|
1
|
12
|
450,56
|
450,25
|
451,45
|
450,75
|
4
|
3032.5
|
2
|
4
|
970,73
|
971,63
|
971,09
|
971,15
|
5
|
3032.5
|
2
|
8
|
810,76
|
810,53
|
811,35
|
810,88
|
6
|
3032.5
|
2
|
12
|
512,67
|
513,83
|
513,93
|
513,47
|
7
|
3032.5
|
3
|
4
|
1122,12
|
1123,65
|
1123,92
|
1123,23
|
8
|
3032.5
|
3
|
8
|
850,42
|
851,39
|
851,33
|
851,04
|
9
|
3032.5
|
3
|
12
|
650,12
|
650,75
|
651,96
|
650,94
|
Sumber
: Hasil Penelitian
Tabel 3.2. Persentase Penyisihan Akhir COD
No
|
Konsentrasi Awal
(mg/l)
|
Beban Hidrolik (m3/m2.hari)
|
Waktu (jam)
|
Rata-rata
konsentrasi COD
|
Rata-rata Persentase penyisihan COD (%)
|
1.
|
3032.5
|
1
|
4
|
890,69
|
70,62
|
2.
|
3032.5
|
1
|
8
|
721,08
|
76,22
|
3.
|
3032.5
|
1
|
12
|
450,75
|
85,13
|
4.
|
3032.5
|
2
|
4
|
971,15
|
67,97
|
5.
|
3032.5
|
2
|
8
|
810,88
|
73,26
|
6.
|
3032.5
|
2
|
12
|
513,47
|
83,06
|
7.
|
3032.5
|
3
|
4
|
1123,23
|
62,96
|
8.
|
3032.5
|
3
|
8
|
851,04
|
71,93
|
9.
|
3032.5
|
3
|
12
|
650,94
|
78,53
|
Sumber : Hasil Penelitian
Pada gambar 2.1 dapat dilihat bahwa persen penyisihan COD terendah terjadi pada beban
hidrolik 3 dengan waktu detensi (td) 4 jam sebesar 62,96 % dan tertinggi pada
beban hidrolik 1 dengan waktu detensi (td) 12 jam sebesar 85,13 %.
Gambar 2.1. grafik Hubungan Waktu Detensi Terhadap Persen Penyisihan COD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu
detensi maka semakin banyak mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang dalam air
limbah tersebut mampu menguraikan bahan-bahan organik yang terdapat dalam air
limbah tapioka sehingga dapat meningkatkan persentase penyisihan BOD dan COD
(Sarastuti, 2005). Pada penelitian ini semakin kecilnya beban hidrolik maka
semakin besar persentase penyisihan BOD, hal ini diakibatkan karena debit
aliran sebesar 27,8 ml/menit sudah mampu menguraikan bahan organik oleh
mikroorganisme. Karena beban hidrolik semakin besar maka debit air limbah yang
dialirkan juga semakin besar sehingga akan terjadi sloughing yang menyebabkan
mikroorganisme yang menempel pada media terkelupas sehingga persentase
penyisihan BOD semakin kecil (Widianto, 2006)
Semakin besar beban hidrolik maka
semakin menurun persen penyisihan BOD dan semakin kecil beban hidrolik maka
persentase penyisihan BOD akan semakin meningkat. Debit pada influen reaktor
besarnya tidak stabil karena terjadinya clogging pada reaktor sehingga valve
pengatur debit pada reaktor sering diatur kembali agar debit inffluen tetap
(Rosalia, 2006)
Pada proses filtrasi anaerobik penurunan konsentrasi BOD disebabkan oleh
proses biologis. Air limbah yang dialirkan melewati lapisan media filter (batu
dan kerikil) akan terjadi kontak dengan bakteri anaerobik. Bahan organik dalam
air buangan dikonversi secara biologis oleh mikroorganisme dalam kondisi
anaerobik. (Metcalf & Eddy, 1991).
Pada proses anaerob akan menghasilkan gas metan. Terjadinya gas metan dalam
reaktor ini secara biokimia adalah sebagai berikut :
Padatan tersuspensi dapat dibagi menjadi padatan yang dapat mengendap dan
yang tidak dapat mengendap (Benefield dan Randall, 1980). Pada umumnya 60 %
dari padatan tersuspensi dalam air limbah adalah padatan yang dapat mengendap
(Metcalf and Edy,2003).
Seperti halnya limbah cair tapioka
merupakan padatan yang dapat mengendap, dimana limbah cair tapioka yang
mengandung senyawa organik dan senyawa kimia, pada reaktor filtrasi anaerobik
tidak semua tertahan oleh media filter ada sebagian senyawa organik dan senyawa
kimia yang ikut terbawa keluar oleh effluen, sehingga penurunan COD tidak
terlalu besar karena masih adanya senyawa-senyawa organik pada effluen reaktor
filtrasi anaerbik seperti sianida (CN), lemak karbohidrat dan protein.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
1.
Beban hidrolik 1 m3/m2.hari
memberikan persen penyisihan BOD dan COD lebih baik dari pada beban hidrolik 2
m3/m2.hari dan 3 m3/m2.hari. Waktu
detensi 12 jam memberikan persen penyisihan BOD dan COD yang lebih baik dari
pada waktu detensi 4 jam dan 8 jam.
2.
Filtrasi anaerobik dapat
menurunkan konsentrasi BOD pada limbah cair tapioka, dimana persentase
penyisihan BOD tertinggi sebesar 77,80 % dengan variasi beban hidrolik 1 m3/m2.hari
dan waktu detensi 12 jam, persentase penyisihan terendah 62,96 % dengan variasi
beban hidrolik 3 m3/m2.hari dan waktu detensi 4 jam.
3.
Persentase penyisihan COD tertinggi sebesar 85,13 %
dengan variasi beban hidrolik 1 m3/m2.hari dan waktu
detensi 12 jam, persentase penyisihan terendah 55,10 % dengan variasi beban
hidrolik 3 m3/m2.hari dan waktu detensi 4 jam
DAFTAR
PUSTAKA
Alaerts,
G dan Sumestri S. 1987. ”Metoda
Penelitian Air “. Penerbit Usaha Nasional
Surabaya.
Badan Pengendali Dampak Lingkungan, 2002. Keputusan Gubernur
Jawa Timur No.45 Tahun 2002 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Industri atau
Kegiatan Usaha Lainnya di Jawa Timur.Bowo, D. M. 1994 . “Teknik
Pengolahan Air Limbah Secara Biologis”. Surabaya. ITS
Surabaya.
Masduki, dan Slamet. 2000. ”Satuan Proses Untuk
Pengolahan Air”, Teknik Lingkungan FTSP ITS, Surabaya.
Metcalf and Eddy. 2003. Waste water Engineering.
P ed. McGraw-MII, Inc. New York.
Pudjiningsih,
Y (1998). Pengolahan Air Limbah
Tempe Untuk Menurunkan BOD, COD dan TSS dengan metode Filtrasi Anaerobik Aliran
Downflow.
Rosaliana
(2006). Unjuk Kerja Biofilter
Aerobic Aliran “Upflow’ Dengan Media Batu Apung (Studi Kasus: Penurunan BOD5
Terlarut Pada Air Limbah Domestik
Sarastuti,
Tri Nila. 2005. Uji Efektifitas
Bioflokulan Bacillus Substilus Guna Menurunkan Konsentrasi Kekeruhan, BOD5,
dan COD Pada Limbah Cair Industri Tapioka. Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP – ITN Malang.
Sugiharto. 1987. Dasar–Dasar Pengolahan Air Limbah. Universitas Indonesia –
Press. Jakarta.
W. I Putu ( 2006 ). Penurunan COD, TSS dan Warna Pada Limbah Cair Rumah Potong Hewan ( RPH )
Menggunakan Anaerobik Baffled Reactor. Skripsi. ITN Malang
Yth: Bapak/Ibu Pimpinan
BalasHapusDengan hormat,
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan.
Bersama ini, kami dari BioSeven Online, ingin memperkenalkan produk bioseptic tank, merk: BioSeven (Harga mulai 1,2 juta)
Dengan fasilitas FREE ongkos kirim (P.Jawa) dan ber Garansi resmi selama 5 tahun penuh (Surat Penawaran, beserta brosur, specs & pricelist terlampir).
BioSeven septic tank terbuat dari bahan FRP (Fiber Reinforced Plastic) yang didisain khusus sebagai pengganti septic tank konvensional (Beton) dan bisa diupgrade menjadi STP (IPAL).
Hormat kami,
Andy So
(0821 4123 5115)
BioSeven Online
JKT: (021) 502 88 232
SBY: (031) 596 6125
Jl. Sutorejo selatan 8 no.42, Surabaya 60113
Email: biosevens@gmail.com
Website: www.bioseven.asia
BioSeven is Green Environmentally Friendly Products
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Balas